Posted by: Yosni Herin | May 8, 2010

Menyebar di Tanah Lamaholot

By: Yoseph Lagadoni Herin

KALIKE AI MATAN. Bukan saja pantainya berbatu-batu. Wilayah daratan sekitar pantai itu juga dipenuhi batu. Hampir setiap ruas lahan yang ada dijejali batu. Karena itu, sesungguhnya Kalike Ai Matan bukanlah tempat ideal untuk hidup bertani. Maka, setelah resmi menjadi suami isteri, Kopong Lanang Kideng dan Inawae Watorita memilih berdiam di kawasan pegunungan. Di sanalah mereka hidup bercocok tanam dan berburu. Di sana pulalah lahir anak-anak mereka. Tujuh anak laki-laki lahir dari pasangan ini dan beberapa anak perempuan. Mereka bertumbuh dan besar di kawasan pegunungan itu hingga membentuk keluarga masing-masing.

Sebagaimana tradisi Lamaholot purba yang jejaknya masih dijumpai di sejumlah perkampungan adat, sebuah keluarga membentuk riang-wetak (perkampungan kecil) masing-masing. Anak-anak yang menikah, membangun rumah tinggal di sekitar rumah kedua orangtua mereka. Mereka terikat dalam satu kebersamaan nan liat dalam segala hal. Demikian pun keluarga Kopong Lanang Kideng-Inawae Watorita. Pada suatu ketika mereka menggelar upacara adat rekang wuung (makan bersama hasil kebun yang baru dipanen). Pada upacara itu, para isteri dari ke-7 anak lelaki Kopong Lanang Kideng dan Inawae Watorita tidak sehati. Mereka saling berbantah dan akhirnya menimbulkan bentrokan di antara para suami. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai, kakang sidak arin peak. Maka berpisahlah ke-7 anak laki-laki Kopong Lanang Kideng ke berbagai tempat.

Anak sulung bersama seorang saudaranya tetap tinggal di Lamagohang menjaga kampung induk (ri’e puken, aran inan). Lima lainnya menyebar ke Pamakayo, Ongalereng, Karawatung, Lewotanaole, dan bungsu ke Lewokung (Mokantarak). Anak bungsu inilah yang pergi dengan membawa serta pisau ayahnya (mer’e) yang dulu dipakai untuk mencukur bulu-bulu badan ibu mereka. Dia juga membawa bulu-bulu badan dan kuku ibu mereka. Menurut tetua adat Lamaherin di Lewokung antara lain, Suban Koten, Lado Kelen dan Roi Kelen, peninggalan leluhur itu sudah hangus terbakar bersamaan dengan kasus kebakaran besar yang melanda kampung lama Lewokung puluhan tahun silam.

Persebaran anak-anak Kopong Lanang Kideng lebih banyak ke arah utara bisa dimaklumi dari sisi geografis. Tempat tinggal mereka di sekitar puncak gunung Pati Arakian-Wege Peniama (Ile Lamagohang) memang berbatasan langsung dengan Ile Pamakayo dan Ile Ongalereng. Dari puncak gunung tersebut mereka bisa melihat pulau Adonara dan Flores di utara. Sedangkan pandangan ke arah selatan hanya berbenturan dengan Laut Sawu yang membentang luas di sana.

Anak keturunan dua bersaudara di Lamagohang kini menyebar di Lewolo (Kalike Ai Matan), Lemanu dan Kenere. Leluhur di Pamakayo melahirkan juga suku Lamaherin di desa Kalelu, Solor Barat. Leluhur Ongalereng melahirkan suku Lamaherin di Desa Bama (Demon Pagong) dan beberapa desa di kawasan Wotan Ulumado seperti Basarani dan Kewuko (Desa Nayubaya) dan Oyangbarang. Sementara leluhur di Karawatung juga melahirkan keturunan hingga ke sejumlah desa di wilayah Wotanulumado seperti di desa Bliko, Wailebe dan Oyangbarang.

Saya lahir dan besar dalam keluarga Lamaherin Pamakayo. Menurut tetua adat Lamaherin Pamakayo, Antonius Ramatama Herin, yang juga paman kandung saya, suku Lamaherin di Pamakayo dilahirkan oleh putra Kopong Lanang Kideng-Inawae Watorita bernama Salangkati Peniama. Dia kemudian melahirkan keturunan sampai ke Lakanduli dan turun ke Lamaurin. Lamaurin menikahi dua perempuan. Isteri pertama Olaina Kolin, tidak memberikannya keturunan. Dia lalu menikah lagi dengan Leina Kein (Kabelen Kelen).

Dari isteri kedua inilah lahir putra tunggal, Subaraya Wolowutun. Subaraya menikah dengan Bota Kein (Ama Koten) melahirkan dua anak laki-laki. Sulung bernama Lamaurin, meninggal pada usia muda saat wabah kolera tahun 1918, dan si bungsu, Soda. Mereka memiliki beberapa saudari. Mukosina Herin menikah dengan Bolo Lewar, Gersia Herin menikah dengan orang Kotawutun Larantuka dan tidak punya keturunan. Leina Herin menikah dengan Buang Lewar, dan Beto Herin menikah dengan Padu Lewar.

Soda Herin yang menikah dengan Roma Kein (Ama Koten) melahirkan empat anak laki-laki yakni Subaraya (menikah dengan Welin Meman dari Kalelu), Meo Herin (menikah dengan Jedo Kein), Lebe Herin (menikah dengan Ipa Kein) dan Atoni Herin (menikah dengan Romatina Kein). Ada dua anak perempuan juga lahir dari pasangan Soda-Roma. Yakni Bota Herin (menikah dengan Siu Lewar Maran) dan Gelu Herin (menikah dengan Belelen Lewar Hurit). Perkawinan Lebe Herin dan Ipa Kein inilah yang kemudian menurunkan saya dan enam saudara lain. Entah sudah berapa garis generasi yang sudah tercipta sampai ke generasi kami.

Kembali ke cerita tentang Salangkati Peniama. Mula-mula Salangkati Peniama dan keluarganya menetap di atas puncak gunung –tempat yang kemudian dikenal dengan nama wuto (gunung) Lamaherin. Hanya ada dua wuto di Pamakayo, yang satu milik suku Lamaherin dan yang satu lagi milik suku Lamalewa ile jadi. Setelah beberapa lama di tinggal di wuto Lamaherin, mereka kemudian pindah dan membuat kampung di kawasan lembah, Naraebang. Di sini mereka mengolah lahan, berkebun, berburu dan beranak-pinak.

Leluhur Lamaherin Pamakayo, Lakanduli, kemungkinan lahir di tempat ini. Nama Lakanduli, secara harafiah bisa berarti menguasai kawasan lembah. Lakan: tidak mau memberi. Duli, artinya lembah. Dugaan ini diperkuat oleh kenyataan bahwa di kawasan lembah (duli) Pamakayo, hanya ada perkampungan (nuba nara) suku Lamaherin. Perkampungan suku Lamalewa sebagai suku ile jadi, berada di bagian atas gunung (wolo).

Entah berapa generasi mereka mendiami perkampungan di Naraebang ini. Tidak ada tutur sejarah yang jelas. Setelah dari tempat ini, mereka berpindah ke arah wolo, ke sebuah tempat yang kini dikenal dengan nama Bao Lamaherin. Di sini mereka membuat perkampungan dan menanam nuba nara. Bao Lamaherin, kini menjadi salah satu duang gelaran (hutan keramat), selain nome (duang gelaran milik suku Lamalewa). Dari Bao`Lamaherin inilah, leluhur suku Lamaherin perlahan turun ke arah pantai dan mendiami kampung Pamakayo (lewo pama lama diken, tana lewa lama dopen) hingga saat ini.

Ada satu peristiwa sejarah penting yang terjadi saat Salangkati Peniama mulai mendiami wilayah Pamakayo. Peristiwa ini harus dicatat di sini untuk memberikan pemahaman yang menyeluruh tentang sejarah lewotanah Pamakayo. Konon suatu hari Salangkati Peniama dan anak-anaknya pergi berburu. Mereka berjalan cukup jauh sampai ke sekitar Ile Wato Emi. Ketika tiba di sebuah rumpun bambu, salah seekor anjingnya mengonggong tiada henti mengelilingi rumpun bambu tersebut. Dia heran karena tidak melihat seekor binatang buruan pun. Salangkati Peniama yang penasaran menghunus pedangnya hendak menebas bambu tersebut. Saat itu terdengarlah suara dari dalam bambu, “Belo bo lali doang, dekang bo teti lela. Ake me teka goe.” (Potonglah jauh ke bawah, tebaslah jauh ke atas. Jangan sampai mengenai saya).

Salangkati Peniama pun menaati permintaan tersebut. Ia memotong bambu dari mana terdengar suara tersebut agak ke bawah, dan menebas jauh di atas. Ketika bambu telah terpotong, keluarlah seorang manusia. Kepada Salangkati Peniama ”manusia bambu” itu memperkenalkan diri sebagai Kopong Nepa Dawanama, Uhe Lapo Gowingnama. Manusia bambu ini, setelah menikahi salah seorang gadis Lamaherin, kemudian melahirkan anak keturunan suku Lamalewa (Lewar Maran). Merekalah manusia ile jadi dan tuan tanah Pamakayo –yang dalam perjalanan sejarah posisi tuan tanah kemudian berpindah ke Lamakei Ama Koten.

Ada juga cerita lain tentang Inawae Watorita. Ketika menikah di Lamagohang, suku Wokal sudah meminta belisnya. Karena menurut mereka, Inawae Watorita adalah anak Pati Arakian-Wege Peniama. Karena itu Kopong Lanang Kideng membayar belis kepada suku Wokal. Tapi ketika anak pasangan ini, Salangkati Peniama, datang dan menetap di wilayah desa Pamakayo, datang lagi gugatan adat dari suku lain. Kabelen (pembesar) kampung Lewonama waktu itu, Raya Kuda Belang-Tuang Blawa Burak mengaku bahwa Inawae Watorita-Watorita Welenaru adalah saudari mereka. Karena itu dia berhak meminta belis dari anak keturunan Kopong Lanang Kideng dan Inawae Watorita.

Kabelen Lewonama ini pun meminta belis berupa gading yang harus disusun dari rumah suku Lamaherin ke kediaman sang pembesar yang kini harus dihadapi sebagai ina ama- baelake. Kendati berstatus sebagai pendatang sekaligus ana-opu, suku Lamaherin pun meminta balasan belis (ohe) berupa ketipa (kain tenun sutera) yang harus disusun dari rumah kabelen Lewonama menuju rumah suku Lamaherin. Setelah kedua belah pihak sepakat (koda geto), maka upacara penyerahan belis pun dilakukan. Pihak ana-opu membayar belis sesuai tuntutan, tetapi ohe yang diterima tidak sesuai. Kabelen Lewonama dari Suku Lion ini lalu membayar kekurangan tersebut dengan menyerahkan tanah satu etang (hamparan seluas kira-kira satu sisi gunung) nun jauh di atas pegunungan. ”Dia bilang begini: Go soron tana metang, ekan punang. Gong heke lau kelu lau mai, menung sadik lau kung lango latan.” Sayang sekali, anak keturunan Lamaherin di Pamakayo saat ini tidak ada yang tahu di mana etang itu berada, di mana pula batas-batasnya.

Dengan demikian, Inawae Watorita dibelis dua kali. Kopong Lanang Kideng membayar belis kepada suku Wokal di Lamagohang. Sedangkan anaknya Salangkati Peniama, harus membayar belis mamanya kepada suku Lamalio di Lewonama. Entahlah, apakah Inawae Watorita itu suku Wokal atau Suku Lion, bukan masalah bagi anak-anak suku Lamaherin Pamakayo. Bagi mereka, yang lebih penting adalah belis bagi mama yang telah melahirkan mereka semua itu telah lunas terbayar oleh leluhur mereka.

Demikianlah! Suku Lamaherin yang kini tersebar di sejumlah desa di tanah Lamaholot sesungguhnya berasal dari satu ayah dan ibu, Kopong Lanang Kideng dan Inawae Watorita. Mereka berpisah dan memilih kampung masing-masing karena peristiwa kakang sidak, aring peak saat upacara rekan wuung di gunung Ile Pati Arakian-Woka Wege Peniama! (*)

Dari:
Biografi: ‘Kehendak Tuhan dan Restu Leluhur”

Posted by: Yosni Herin | May 8, 2010

Perempuan Pulau Batu (Untuk Ibunda)

By Yoseph Lagadoni Herin

Perempuan itu
Kemarin membangun telaga dengan air mata
Dan peluh yang seakan bermataair

Ia genggam api di tangan
Lalu merebus batu dengan darah
Di jantungnya

Kini perempuan di pulau batu itu
Mengunyah bulan yang gugur di telapak!

Jakarta, Desember 2008

Posted by: Yosni Herin | May 8, 2010

Lagadoni: Antara Legenda dan Sejarah

By: Yosni Herin

PATER PAUL ARDNT SVD dalam buku ‘Demon dan Paji’ mencatat penuturan sejarah tanah ekan (dunia) dan lewotanah (kampung halaman) sejumlah wilayah adat Lamaholot. Satu hal yang dicatat adalah tentang Lagadoni. Sebagian wilayah adat Lamaholot mengaitkan nama itu dengan Lera Wulan (matahari-bulan: Tuhan di langit). Lagadoni adalah nama lain dari Lera Wulan itu sendiri. Karena itu, Hasan Lewotan, salah seorang petutur sejarah yang mengaku keturunan Lagadoni dari Ile Napo Solor, mengatakan, kehadiran Lagadoni mendahului tanah ekan. Dia datang sebelum bumi ini ada.

Hasan Lewotan mengaku mendapat penuturan itu dari nuren-nedang (mimpi). Saat tanah tawa ekan gere (dunia menjadi) yang terjadi bersamaan dengan buta mete-walang mara (air bah mengering), Lagadoni hadir dan bermukim di Ile Napo. Kepercayaan ini dikuatkan dengan ungkapan: Raya Lagadoni Tuan Doni Dua Dayong, tobo rae Napo ebang, pae rae Napo baring. Di sanalah dia memperisteri perempuan ile jadi, Ema Peni Utan Lolon, Lolon Lepan Wuan Ehan.

Lagadoni seorang petualang. Dia berburu dan berdagang keliling ke semua wilayah Lamaholot. Menurut Hasan Lewotan, ke manapun dia pergi dan menyinggahi sebuah wilayah, maka dia pasti mananam nuba-nara-nya (nuba raya lagadoni, nara au nara bala). Karena itu, dia juga pasti meninggalkan sejarah di tempat itu. Tidaklah heran kalau nama Lagadoni kemudian dikenal luas di wilayah berkultur Lamaholot. Hasan Lewotan meyakinkan cerita ini dengan ungkapan: nae jadi naan wekan lewo, nae balik naan dewa tana (dia beranak pinak untuk dibagi ke semua kampung).

Cukup banyak suku atau kelompok masyarakat memiliki kenangan tersendiri tentang nama ini. Ada yang mengaitkan nama ini dengan kisah-kisah mistis yang berhubungan asal mula kehidupan di tanah Lamaholot, ada pula yang menyimpan kisah Lagadoni dalam kaitannya dengan ceritera kepahlawanan. Atau tentang seorang kabelen raya (penguasa) yang bijak bestari.

Lalu, siapa dan dari manakah nama Lagadoni yang kini melekat dalam diriku? Bagi suku Lamakei (Kabelen Kelen) di Pamakayo, kisah tentang Lagadoni justru merupakan kisah utama dalam cerita asal-usul (tutu maring usu-asa). Hal ini lantaran tokoh legendaris yang biasa disapa Raya Lagadoni—Tuan Doni Dua Dayong ini adalah leluhur pertama mereka. Menurut Aloysius Tome Kein—om kandung saya—Lagadoni adalah pendatang dari negeri seberang.

Ia mengisahkan, Lagadoni datang dari suatu tempat yang disebut Timu Matan Lera Gere. Secara harafiah, dapat diterjemahkan sebagai suatu negeri nun jauh di wilayah timur tempat terbitnya matahari. Lagadoni pergi meninggalkan kampung halamannya di Timu Matan Lera Gere karena ada peristiwa besar. Negeri di timur itu dilanda banjir bandang atau air bah yang dahsyat. Dalam ungkapan Tome Kein, ada peristiwa mae hae, belebo-lebo. Lagadoni datang bersama seorang saudaranya Pati Lanang. Dalam perjalanan itu, tempat pertama yang mereka singgahi adalah Ile Napo. Mereka tinggal sekitar wilayah yang sekarang dikenal dengan kampung lama Apelame.

Entah, berapa lama mereka mendiami kawasan Ile Napo. Setelah menanam nuba-nara, mereka lalu bergerak ke arah barat dan sampai di Nuhalolon (sekarang desa Nusadani) di tempat yang disebut Hu Lema Mayang—Mayang Lama Nole. Di sini mereka bertemu dengan Beang Korosani dan Me’ang Mata Laka. Pati Lanang memutuskan untuk menetap di tempat itu, sementara Lagadoni merasa belum saatnya untuk menetap. Dia kemudian melanjutkan pengembaraannya ke sejumlah daerah. Di antaranya ke wilayah Adonara, Ile Labalekan di Lembata, Tanjung Bunga, Demon Pagong, Ile Mandiri dan lain-lain.

”Waktu itu, di Larantuka, Pati Golo Arakiang sudah menjadi raja. Lagadoni pun berkunjung ke Larantuka dan bertemu dengan Raja Pati Golo Arakiang. Dia tinggal cukup lama di Larantuka. Bahkan sempat mendapat kepercayaan raja untuk menjalankan beberapa tugas penting,” tutur Tome Kein.

Salah satu tugas penting yang pernah dipercayakan pihak istana Raja Larantuka kepada Lagadoni adalah mendamaikan peperangan antara Igo dan Enga. Tugas itu dirasa sangat berat, karena itu Lagadoni kembali ke Pamakayo untuk mencari bala bantuan dari seorang pendekar yang disegani dari Suku Lewar, Senoda Waione. Senoda Waione bersedia pergi, tapi tidak bisa mendayung perahu. Lagadoni pun mencari orang yang tangkas mendayung perahu. Dia menemukan Koli Atadore dari suku Lamakoli yang sanggup menjalankan tugas tersebut.

Setelah berunding, Senoda Waione dan Koli Atadore merasa tugas tersebut terlalu berat bagi mereka berdua. Mereka ragu-ragu untuk berangkat. Tetapi Lagadoni memberi jaminan bahwa mereka tidak sendirian. Dia akan berangkat lebih dahulu dan menggunakan kemampuannya untuk membuat orang-orang yang sedang berperang menjadi bodoh.

Maka berangkatlah Lagadoni ke Larantuka untuk menjalankan misinya membuat para pihak yang sedang berperang menjadi bodoh. Kemudian Senoda Waione dan Koli Atadore pun menyusul. Ketika tiba di Larantuka, Senoda Waione masih sempat menggunakan kesaktiannya untuk menaklukan pihak-pihak yang sedang berperang.

Setelah perang usai, Senoda Waione dan Koli Atadore pun pamit pulang ke Pamakayo. Sebagai tanda terima kasih, Raja Larantuka memberi sebuah nuba. Keduanya pulang ke Pamakayo dan menyerahkan nuba itu kepada Lagadoni. Nuba itu ditanam di Wai Ainuba—sebelah timur Pamakayo. Tetapi nuba itu hilang ketika pemerintah membangun Rumah Sakit pertama di Pamakayo. Konon, yang memindahkan nuba itu dari tempatnya semula adalah kakek Lagadoni –nama yang kemudian turun ke dalam diri saya.

Lagadoni kemudian pergi ke Nuhalolong, di Hu Lema Mayang untuk menengok saudaranya Pati Lanang. Ternyata Pati Lanang dan anak cucunya sudah diusir oleh Bela (pembesar) Abong. Perlakuan Bela Abong membuat Lagadoni marah. Lagadoni kembali ke Pamakayo dan mengusir Kabelen Kelen Pamakayo, Raja Masanbali dan seluruh keluarganya.

Anton Lagadoni Kein, sepupu kandung saya, pernah menceritakan semboyan Lagadoni dalam berkelana menaklukan wilayah-wilayah: “goe Lagadoni, laga kiwan-laga watan, laga Demon-laga Paji. Doen goe beliwan, dahe goe atadiken. Tubak elen, bom betu.” (Saya Lagadoni, bertempur di gunung dan di pantai, di daerah Demon maupun di daerah Paji. Jauh saya musuh, dekat saya kawan dan saudara. Saya kebal terhadap senjata tajam maupun bom).

Setelah Raja Masanbali diusir, penguasa Pamakayo, Kabelen Bisu, meminta Lagadoni menjadi Kabelen Kelen di kampung tersebut. Dia bersedia tetapi dengan syarat merangkap sebagai Kabelen Kelen di Nuhalolong-Hu Lema Mayang, karena Pati Lanang dan anak-cucunya sudah diusir. Kabelen Bisu setuju dan mereka sepakat mengutus Beang dan Bala menjadi wakil Lagadoni sebagai Kabelen Kelen di Nuhalolong.

Belum lama menjadi Kabelen Kelen Pamakayo, Lagadoni memutuskan pergi bertapa di Ile Atadei. Dalam masa pertapaan, Raja Lagadoni Tuan Doni Dua Dayong bertemu dengan Raja Todoboli-Tuan Boli Buang Raya yang baru tiba dari Lio, Ende. Keduanya menjalin persahabatan dan keakraban sebagai saudara. Menurut cerita keturunan langsung Raja Todoboli, Sanga Kein di Nuhalolon, bahwa Raja Lagadoni bahkan menyerahkan beberapa pusaka (senjata andalan) kepada Raja Todoboli. Dengan senjata sakti itulah Raja Todoboli berhasil mengatasi musuh-musuh dalam sejumlah pertempuran yang dilaluinya.

Dalam pertapaannya, Raja Lagadoni juga sempat bertarung dengan Raja Balahari. Dalam perang tanding yang berlangsung selama satu bulan ini, Lagadoni dibantu tujuh ekor anjingnya, Hogoribu, Manuk Ani, Tuketana, Gerewolo, Miantake, Noongmian, dan Geringgo. Sebagai tanda takluk, Raja Balahari menyerahkan tanah seluas kurang lebih 500 hektare dan pusaka berupa kebe (benda yang mampu membuat pemiliknya kebal, tidak mempan terhadap berbagai jenis senjata) dan lodang (rantai emas yang menyerupai ular).

Lagadoni membawa kedua pusaka ini ke Pamakayo untuk di simpan anak-cucunya hingga kini –di rumah Bapak Tome Kein. Dia kembali lagi ke Atadei meneruskan tapanya yang sempat terhenti. Dia meninggal di Atadei. Setelah meninggal dia menjelma menjadi nuba-nara (tawa ne nuba-gere ne nara) yang muncul di pinggiran kampung lama (lewo oking) Pamakayo.

Kedatangan Raja Lagadoni ke Pamakayo dalam wujud nuba-nara ini, kata Bapak Tome, diketahui melalui mimpi seorang tetua adat suku Hayon Pamakayo, Lado Belolong. Dalam mimpi itu, Lagadoni minta agar wujud batunya dipindahkan ke dalam kampung. Seluruh warga beramai-ramai datang untuk memindahkan batu tersebut tetapi tidak berhasil. Karena tidak berhasil, warga Pamakayo pun menunggu petunjuk lagi. Akhirnya, petunjuk itu datang berupa mimpi. Lagadoni mengatakan, nuba itu hanya bisa diangkat jika pusaka berupa lodang dan kebe—pemberian Raja Balahari—dikalungkan di lehernya. Setelah lodang dan kebe dikalungkan, maka batu itu dengan sangat mudah dipindahkan ke tengah namang di kampung lama.

Bapak Tome mengatakan, dia dan saudara-saudaranya (Kein Kelen) adalah anak keturunan Lagadoni. ”Entah sudah berapa keturunan sampai ke Bapak saya Yoseph Lagadoni Kein. Saya tidak tahu pasti. Yang pasti, bapak kami Yoseph Lagadoni Kein dari isteri keduanya, Elisabeth Bare Lewar, melahirkan lima anak. Dua laki-laki dan tiga perempuan. Salah satunya, Agnes Ipa Kein, ibu kandung No Yosni,” tuturnya mengakhiri kisah Lagadoni.

Dari garis keturunan ini pula lah darah itu mengalir dalam diriku…. (*)

Posted by: Yosni Herin | March 18, 2010

Maju Bersama Rakyat Soga Naran Lewotana

Maju Bersama Rakyat Soga Naran Lewotana

* Yosni Herin-Valens Tukan

POS KUPANG/SARIFAH SIFAH

Pasangan Yoseph Lagadoni Herin- Valentinus Sama Tukan (Sonata) saat deklarasi di aula Paroki Santu Ignatius Waibalun, Larantuka, Senin (15/3/2010).

RABU, 17 MARET 2010 | 19:26 WITA

LARANTUKA, POS KUPANG. com — Pasangan Yoseph Lagadoni Herin,S.Sos (Yosni) dan Valentinus Sama Tukan, S. AP mengusung SONATA, yaitu Soga Naran Lewotana (Mengangkat Harkat dan Martabat Masyarakat Flores Timur).

Sonata menjadi tekad dan nafas dari seluruh cita-cita pasangan ini membangun Flores Timur lima tahun mendatang. Keduanya didukung partai yang tangguh dan kuat, antara lain PDIP, PAN, PPRN, PKPI, Barnas dan PKNU dengan akumulasi suara sebanyak 26.130.

“Hari ini adalah saatnya! Saatnya kita berlari menyongsong kata-kata yang dimuntahkan lambung langit yang terluka. Hari ini adalah saatnya kita menabuh genderang perang. Perang telah dimulai, dan kita pun sudah berada di tenggah gelanggang. Nuho tawa timu teti, tite todi timu teti tai. Bliwan gere warat lali, tite todi warat lali tai. Pehen peda sadik gala lali namang tukan. Ake so’ot, ake kedoko. Karena inilah saatnya bagi kita menjaga kehormatan dan kewibawaan Lewotanah, inilah saatnya tite SOGA NARAN LEWOTANAH,” kata Yosni lantang dalam orasi politiknya saat deklarasi Koalisi SONATA di aula Paroki Santu Ignatius, Waibalu, Larantuka, Senin (15/3/2010).

Yosni menyampaikan sejumlah gagasan baru untuk mewujudkan cita-cita dimaksud. “Lima tahun silam saya pulang ke Lewotanah Lamaholot dengan mengusung moto: LEWO SORON LODO TANA TAPIN BALIK. Lima tahun lalu saya pulang sebagai `anak hilang’ setelah hampir 18 tahun meninggalkan kampung halaman dan berkelana di tanah Timor mencari ilmu, lalu mencari nasi sepiring mulai dari Kupang, Sumba, Denpasar-Bali, sampai ke Jakarta. Lima tahun lalu saya pulang sebagai `orang asing’ di rumah sendiri. Saya tidak mengenal secara baik fisik rumah saya, Lewotanah Lamaholot ini. Saya juga hanya mengerti sangat sedikit tentang jiwa yang menghuni fisik rumah Lamaholot.

Tapi hai para orang tua dan saudara/i ku sekalian, saya pulang sebelum petang membayang dan malam belum mengubur cahaya. Karena saya tahu, tidak ada yang bisa diperbuat kalau matahari telah terbenam pada tubuh. Saya pulang dengan bara di mata dan api di kepala. Karena saya tahu, tanah pusaka tak ingin berhala dengan mata meredup abu atau kepala di dahan asap,” katanya.

“Saya pulang dengan lengan dan kaki masih kokoh. Karena saya juga tahu, bumi purba menanti belaian perjaka dan hentakan kaki para perkasa agar ia terbangun mengubah rupa. Dan, selama empat tahun terakhir ini saya telah belajar banyak mengenal rumah Lamaholot Flores Timur, juga mengenal lebih baik jiwa para penghuninya. Selama empat tahun terakhir ini saya telah tahu lebih banyak hal tentang Lewotanah ini, tentang pengelolaan pemerintahan, tentang pembangunan dan berbagai persoalannya, juga tentang berbagai hal menyangkut pelayanan kepada masyarakat,”kata Yosni dengan suara menggelegar diikuti riuh tepuk tangan pendukungnya.

Lebih lanjut, Yosni yang dalam deklarasi itu dihibur band anak muda Flores TImur itu menekankan, impiannya tentang masyarakat Lamaholot Flores Timur masa depan sebagai sebuah komunitas masyarakat yang sejahtera dan bermartabat. Masyarakat yang sejahtera dan bermartabat adalah yang bisa menikmati pelayanan pendidikan dan kesehatan yang semakin murah dan semakin mudah, yang mendapatkan pelayanan secara optimal, efektif dan efisien dari seluruh jajaran pemerintah, mulai dari tingkat kabupaten sampai ke desa-desa.

Masyarakat Lamaholot yang sejahtera dan bermartabat adalah masyarakat yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, memiliki kesadaran untuk mencintai dan melestarikan lingkungan hidupnya sendiri, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan budaya serta masyarakat yang semakin memiliki daya saing dalam berbagai bidang kehidupan dengan daerah-daerah lain, baik dalam lingkup pergaulan regional NTT maupun di tingkat nasional. Kami punya impian paling lama 5 tahun ke depan, Flores Timur menjadi kabupaten mandiri pangan melalui gerakan diversifikasi tanaman pangan. Perlu dilakukan pemetaan wilayah komoditas pertanian dan perkebunan. Setiap wilayah komoditas harus menjadi identitas wilayah tersebut. Misalnya wilayah pertanian Otan di Solor Barat, dengan identitas sebagai sentra penghasil jagung, wilayah Tanjungbunga dan Lewolema sebagai sentra penghasil mete, wilayah Ile Boleng sekitarnya sebagai sentra penghasil jagung, kacang tanah, atau singkong, sebagian besar wilayah Adonara menjadi sentra penghasil kopra dan kakao, dan lain-lain,”ungkapnya sembari mengatakan, gerakan optimalisasi pembangunan pertanian lahan basah dam redesain pembangunan sejumlah daerah irigasi agar Flores Timur bisa menjadi salah satu kabupaten sentra pengembangan jagung.

“Saya bertekad menjadikan `Flores Timur sebagai Kabupaten Jagung’. Karena itu pula, peran tenaga PPL pertanian dan organisasi-organisasi tani-nelayan harus dioptimalkan. Begitu juga dengan impian kami tentang nelayan Lamaholot yang semakin berdaya dan mandiri. Nelayan yang memiliki kelengkapan alat tangkap, nelayan yang bisa menjual hasil tangkapannya dengan harga yang tidak dipermainkan, serta nelayan yang juga memiliki akses yang lebih mudah dengan lembaga keuangan mikro sebagai sumber permodalan.

Pada kesempatan itu, Yosni menyampaikan, jika terpilih menjadi bupati dirinya hanya akan memimpin selama satu periode. “Sekali lagi, hanya satu priode! Tekad hanya memimpin satu periode saja, maka seluruh energi dan daya pikir saya akan benar-benar fokus demi membangun daerah, tanpa pamrih-pamrih politik untuk lima tahun kedua. Dengan tidak ada pamrih, politik untuk lima tahun kedua, maka saya pun siap untuk menjadi pemimpin yang tidak poluler,” katanya.

Ahli waris raja Larantuka, Don Martinus, DVG saat didaulat untuk memberikan peneguhan bagi pasangan calon bupati dan calon wakil bupati Paket SONATA saat diterima di rumah adat Suku Balun di Kelurahan Waibalun, mengingatkan seluruh masyarakat untuk sama-sama menjaga keutuhan hubungan antara para pemimpin, baik dengan sesama pemimpin maupun dengan warga masyarakat di daerah ini.

“Sejak lima tahun lalu, Yosni sudah saya angkat sebagai anak saya, sehingga ke mana pun dia pergi, saya selalu menjaganya. Kami wajib menjaganya supaya dia tidak omong sembarangan dan mencampuri urusan agama,” tandas Don Martinus.

Sebelumnya, Rofinus Nara Kean yang didaulat membawakan sambutannya mewakili tokoh masyarakat mengajak seluruh masyarakat untuk memaknai momen deklarasi paket dan Koalisi SONATA sebagai bagian dari seluruh proses pemurnian diri dari berbagai keragu-raguan, terutama keraguan dalam menjatuhkan pilihan pada hari pemberian suara tanggal 3 Juni 2010 mendatang.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kabupaten Flores Timur, Antonius Hubertus Gege Hadjon menilai, masyarakat yang rasional cenderung menjatuhkan pilihannya pada paket SONATA untuk memimpin Flores Timur 5 tahun ke depan. Pasalnya, pasangan Yosni – Valens adalah dua figur yang kesehariannya dikenal dan mengenal banyak orang. Mereka memiliki latar belakang keluarga, isteri dan anak yang dikenal masyarakat. Dan, paling utama adalah mereka memiliki iman yang jelas.

Pasangan ini sungguh menyadari siapa diri mereka dan tidak mengklaim diri sebagai manusia yang memiliki kelebihan apalagi menyamakan diri dengan Tuhan ataupun dewa melalui sejumlah pernyataan yang tidak masuk akal. Pernyataan yang membingungkan dan menyesatkan masyarakat. “Pasangan Yosni – Valens adalah orang-orang yang rasional dan tidak mengajarkan hal-hal yang irasional ,” tegas Anton. (iva)

Posted by: Yosni Herin | March 16, 2010

Liverpool Hidupkan Harapan

Liverpool Hidupkan Harapan

LIVERPOOL—Harapan Liverpool untuk tampil di pentas Liga Champions musim depan kembali terbuka. Harapan itu kembali muncul setelah “The Reds” pesta gol ke gawang Portsmouth saat memetik kemenangan 4-1 di Anfield, Selasa (16/3) dini hari WIB.

Fernando Torres menjadi bintang lapangan setelah mencetak dua gol di partai tersebut. Striker asal Spanyol itu mencetak gol pertama di menit ke-26 dengan kakinya memanfaatkan umpan Maxi Rodriguez. Dua menit berselang giliran Torres beraksi untuk memberikan assist bagi gol kedua Liverpool yang dicetak Ryan Babel.

Di menit ke-77 “El Nino” kembali menjadi mimpi buruk bagi tim penghuni dasar klasemen itu setelah dengan mudah memerdayai penjaga gawang Jamie Ashdown seusai mendapatkan umpan terobosan Alberto Aquilani. Gol ini merupakan golnya yang ke-13 di Premier League. Gol itu melengkapi gol sebelumnya yang dicetak Aquilani pada menit ke-32 berkat umpan Steven Gerrard.

Kemenangan ini terasa istimewa bagi Torres karena telah lama absen akibat cedera. Dia membutuhkan gol untuk mengangkat kepercayaan dirinya. Sedangkan Aquilani akhirnya menemukan performa terbaiknya sekaligus membayar pembeliannya seharga 17 juta pounds. Gol gelandang yang ditarik dari AS Roma musim ini tersebut adalah yang pertama diberikannya untuk Liverpool.

Setelah bergabung di Anfield untuk kontrak lima tahun, Aquilani tak langsung bermain karena dihantam cedera. Dia baru melakukan debut pada 21 Oktober 2009 sebagai pemain pengganti saat Liverpool membenamkan Sunderland 2-0.

Setelah menunggu sekian lama, Aquilani akhirnya bersinar saat Liverpool merayakan pesta gol pada pertandingan kemarin. Momen kebangkitan di saat tim asuhan Rafael Benitez itu mampu mencetak lebih dari dua gol ke gawang lawan di Premier League musim ini, sejak membenamkan Hull City 6-1 pada 26 September lalu.

“Ini pertandingan bagus. Kami bermain untuk fans dan mencetak sejumlah gol. Bagus buat Alberto (Aquilani) mendapatkan kepercayaan diri. Torres juga pemain kunci kami karena bukan hanya mencetak gol tapi ikut membuka ruang,” puas Benitez seperti dikutip Yahoosports.

Tambahan tiga angka ini menaikkan Liverpool setingkat ke urutan lima klasemen sementara, menggeser Manchester City yang hanya mengais satu angka setelah ditahan imbang Sunderland 1-1. Liverpool kini mengoleksi 51 poin, selisih satu angka dengan Tottenham Hotspur di atasnya dan City di bawahnya. Kondisi ini membuat persaingan ketiga tim untuk memerebutkan tiket ke Liga Champions musim depan semakin memanas.

Kemenangan besar ini menjadi modal berharga bagi Liverpool menghadapi Lille di leg kedua babak 16 besar Liga Eropa dan big match melawan Manchester United di Premier League, pekan depan. (sin/Rtr/S-1)

Posted by: Yosni Herin | March 16, 2010

Liga Champions – Barca di Atas Angin

Preview Kamis (19/3)

Barca di Atas Angin

Publik Catalan berharap besar Lionel Messi mampu melanjutkan magisnya saat menjamu Stuttgart, seperti yang ditunjukkannya ketika mencetak hattrick ke gawang Valencia akhir pekan kemarin.

BARCELONA—Pertaruhan Barcelona mempertahankan gelar Liga Champions paling dekat harus dibuktikan dengan melewati VfB Stuttgart. Satu tiket menuju perempat final akan diperebutkan kedua tim dalam duel yang digelar di Nou Camp, Kamis (19/3) dini hari WIB.

Barcelona lebih diuntungkan karena partai kedua perdelapan final menghadapi Stuttgart dilaksanakan di kandang sendiri. Setelah ditahan imbang 1-1 di markas Stuttgart pada pertemuan pertama, Barca berada di atas angin. Skor kacamata di Nou Camp sudah cukup bagi pasukan Pep Guardiola ke perempat final karena unggul agregat gol tandang.

Apalagi dari catatan kala bermain di kandang sendiri, Barca begitu mentereng. “Azulgranas” meraih 16 kemenangan, sekali seri, dan dua kali kalah pada laga di semua ajang musim ini. Khusus di Liga Champions mereka menang dua kali dan sekali kalah.

Fakta ini membuat Stuttgart wajib pasang kewaspadaan tinggi meskipun dalam perjalanannya di Liga Champions musim ini tak terkalahkan di laga tandang. Situasi yang jauh berbeda karena yang dihadapi sekarang tim sekelas Barca. Apalagi jawara Eropa itu memiliki modal bagus dengan hasil gemilang di La Liga. Akhir pekan kemarin, Barca memetik kemenangan besar 3-0 atas Valencia.

Tiga gol yang diborong Lionel Messi membuat pemain terbaik dunia 2009 itu dipercaya bakal kembali menjadi mimpi buruk bagi Stuttgart. “Dia (Messi) adalah pemain terbaik dunia. Kontribusi dengan talenta mengangkatnya tinggi. Dia bisa menjadi pemain terbaik dalam sejarah,” puji kiper Barca Victor Valdes.

Messi selalu mencetak gol pada tiga pertandingan terakhir La Liga. Satu gol dibuatnya untuk memberikan kemenangan 2-1 atas Malaga, dua gol ke gawang Almeria saat bermain seri 2-2, dan hattrick ke jala Valencia.

Stuttgart bukannya tak pernah merasakan ketajaman sang “Messiah”. Pada pertemuan pertama fase grup Liga Champions 2007-2008, pemain asal Argentina itu menceploskan satu gol untuk kemenangan 2-0. Keunggulan 3-1 di Nou Camp pada pertarungan kedua turut menempatkan Barca sebagai pemuncak klasemen akhir grup, sedangkan juru kunci Stuttgart tersingkir.

Head to head dua kali menang dan sekali seri dalam tiga pertemuan kedua tim kian mengunggulkan Barca. Raksasa Catalan itu ingin lolos ke perempat final Liga Champions tiga kali beruntun. Sekaligus memperpanjang derita Stuttgart yang tak pernah tampil di perempat final ajang gelaran UEFA sejak 1998. Tahun itu mereka menembus putaran perempat final, bahkan sampai menginjak final Piala Winners walau akhirnya dikalahkan Chelsea.

Beban Stuttgart semakin bertambah karena dalam lima partai terakhir di semua kompetisi hanya mampu menang sekali. Terlebih saat berkunjung ke Spanyol, klub Bundesliga itu tak pernah membawa pulang kemenangan. Sedangkan Barca pada empat laga kandang terakhir selalu unggul, termasuk skor 4-0 melawan Bayern Muenchen di perempat final Liga Champions musim lalu.

Meski berada di atas angin, bek Barca Rafael Marquez mengingatkan supaya tidak terlena. “Kami harus berhati-hati. Stuttgart kuat dan akan tetap sama seprti saat bermain di Jerman. Ingat apa yang terjadi pada Real Madrid bisa menimpa kami. Lawan harus dihormati dan meneruskan bekerja dengan kerendahan hati,” tekan Marquez yang akan digeser ke bek tengah karena kapten Carlos Puyol sudah kembali bermain setelah absen menghadapi Valencia akibat cedera.

Stuttgart yang kini menempati posisi sembilan klasemen Bundesliga dan kalah 1-2 dari Schalke pekan lalu, berharap pelatih asal Swiss Christian Gross dan winger Alexander Hleb bisa membantu mengatur strategi untuk meredam Barca. Hleb yang dipinjamkan Barca ke Stuttgart akan memakai semua ilmunya tentang dapur lawan.

“Barca lawan yang tidak saya inginkan karena saya tahu tim ini kuat. Melawan tim-tim lain kami bisa berjuang dan punya peluang sama, tapi tidak dengan Barca. Mereka bermain cantik dan setiap pemain mampu merancang permainannya sendiri. Kami tidak hanya harus konsentrasi pada Leo (Messi) karena dia paling berbahaya. Tapi juga kepada pemain lain,” papar Hleb.

Bordeaux Difavoritkan

Pada perempat final lainnya, Bordeaux giliran menjamu Olympiakos di Stade Chaban-Delmas. Tampil di hadapan pendukung sendiri jelas menjadi keuntungan besar bagi Bordeaux. Klub besutan Laurent Blanc itu semakin difavoritkan lolos karena di pertemuan pertama menang tipis 1-0.

Selain Lyon yang menyingkirkan Madrid, Bordeaux juga mengharumkan nama Prancis. Apalagi, dalam enam pertandingan terakhir Liga Champions musim ini Bordeaux mampu memetik kemenangan.

Namun Bordeaux tengah tertatih di Ligue 1 karena hanya bermain dua kali seri dan sekali kalah di tiga laga terakhir. Meskipun tetap di puncak klasemen sementara, kondisi ini mengkhawatirkan. “Selama perjalanan buruk kami, tak ada tim yang menggungguli kami. Kami tetap di puncak, babak 16 besar Liga Champions dan final Piala Liga,” optimistis bek kanan Chalme. (sin/AFP/S-1)

Posted by: Yosni Herin | March 16, 2010

Yoseph Lagadoni Herin Calon Bupati PDIP Flores Timur

PDIP Tetapkan Delapan Calon Bupati di NTT

Kupang (ANTARA) – DPP PDIP menetapkan delapan pasangan calon bupati (Cabup) dan calon wakil bupati (Cawabup) untuk maju dalam pemilu kepala daerah (Pilkada) di Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun ini.

Sekretaris DPD PDIP NTT Nelson Matara ketika dikonfirmasi melalui telepon genggamnya dari Kupang, Jumat, mengatakan, ke delapan pasangan yang ditetapkan untuk maju melalui pintu PDIP itu adalah Raymundus Fernadez-Aloysius Kobes untuk Kabupaten Timor Tengah Utara.

Pasangan Fidelis W Pranda-Pata Vinsensius untuk Kabupaten Manggarai Barat, Pieter Djami Rebo-Origenes Boeky untuk Kabupaten Sabu Raijua, Yoseph Lagadoni Herin- Valentinus Tukan untuk Kabupaten Flores Timur.

Pasangan Christian Rotok-Kamilus Deno untuk Kabupaten Manggarai, Petrus Tena-Siprianus Radho untuk Kabupaten Ngada, pasangan Niga Dapawole-Thimotius W Sappu untuk Kabupaten Sumba Barat dan Umbu Manggana-Chris Praing untuk Kabupaten Sumba Timur.

“Pasangan calon bupati dan calon wakil bupati untuk Pilkada 2010 di NTT ini ditetapkan DPP PDIP setelah melalui berbagai seleksi mulai dari anak ranting, anak cabang, cabang lalu diteruskan ke DPP melalui DPD PDIP,” kata Matara menjelaskan.

Matara yang saat dihubungi sedang berada di DPP PDIP Jakarta itu mengatakan, seleksi tersebut lebih menekankan pada aspek popularitas dan kefiguran calon bupati dan calon wakil bupati, loyalitas terhadap partai dan keberpihakan terhadap masyarakat jika terpilih sebagai bupati dan wakil bupati.

“Artinya, karakter, moralitas, penerimaan oleh masyarakat dan sepak terjang figur tersebut harus benar-benar diterima dan diakui oleh masyarakat,” katanya menambahkan.

Hal ini, kata dia, mendapat perhatian dalam seleksi karena kemenangan dalam pilkada sekitar 60 persen ditentukan oleh figur, 20 persen oleh partai dan sisanya adalah keberuntungan lainnya seperti dukungan dana untuk sosialisasi.

Ia mengaku, dalam proses seleksi tersebut ada DPC yang mengirim pasangan calon lebih dari satu sehingga partai melakukan survei internal untuk menentukan satu pasangan calon sebelum ditetapkan DPP.

“Paket yang sudah ditetapkan ini harus diperjuangkan oleh masing-masing kader partai di daerah pemilihannya masing-masing agar menang dalam pilkada,” katanya.

Matara yang juga Wakil Ketua DPRD NTT ini memasang target untuk memang di enam dari delapan kabupaten, seperti di Kabupaten Timor Tengah Utara, Sabu Raijua, Ngada, Manggarai, Manggarai Barat dan Sumba Timur.

“Untuk mewujudkan hal ini maka seluruh kekuatan baik itu dari pasangan calon, partai dan dukungan pihak lain sangat dibutuhkan. Tanpa dukungan tersebut, target untuk menang di enam kabupaten akan sia-sia,” katanya.

Posted by: Yosni Herin | March 16, 2010

Tubuh Bersulam Pita

Tubuh Bersulam Pita

Puisi Yoseph Lagadoni Herin,S.Sos

(Untuk Alm. Bapak Piet A.Tallo,S.H)

Mata seluruh mata
memandang segala pada
: tubuh baka bersulam pita merah putih

Duka melebur sunya luap
melingkar-bertingkat sepenuh-penuh gedung

Ya, di gedung itu
Berpuluh tahun ia menghitung masa
Tumpahkan punya segala
Tuk usung harap kawula

Kini siang gerah di gedung itu
Dinding-dinding membaca lara
pada rupa tanpa pura-pura

Haru-rindu berpeluk luka
Tetaskan pilu
menetas keranda
: tubuh baka bersulam pita merah putih

Kemarin cepat gegas berlalu
Saat suara masih menggema dari jendela
dan tangan terasa masih menjabat

Ini takdir yang Kuasa
punya apa kita untuk mengelak
kecuali ucap pisah selamat jalan?

Kantor Gubernur NTT
29 April 2009

Pos Kupang Minggu 3 Mei 2009, halaman 6

Posted by: Yosni Herin | March 13, 2010

Chelsea Berpeluang Gusur MU

Chelsea Berpeluang Gusur MU

Kemenangan di derby London saat menjamu West Ham United bakal membuat Chelsea kembali merebut posisi puncak klasemen sementara Liga Primer dari Manchester United.

LONDON—Persaingan papan atas Liga Primer semakin seru. Chelsea dan Arsenal memiliki kesempatan besar untuk menyalip Manchester United (MU) yang kini berada di puncak klasemen sementara.

Situasi itu terjadi saat Chelsea menjamu West Ham United di Stamford Bridge, Sabtu (13/3). Di saat bersamaan, Arsenal bertandang ke markas Hull City di Kingston Communications Stadium.

Chelsea dan Arsenal kini mengantongi poin sama yakni 61 poin. Hanya saja, “The Blues” memiliki keuntungan karena baru bertanding 28 laga, beda dari Arsenal dan MU yang sudah melakoni 29 pertandingan. Ketatnya perolehan poin ini membuat persaingan semakin panas.

Chelsea tentu berambisi besar dapat memetik tiga poin untuk kembali merebut puncak klasemen. Sekaligus mengobati luka karena pada pertandingan terakhir di Liga Primer dipermalukan Manchester City 2-4, akhir Februari lalu.

Kondisi itu melecut semangat anak asuh Carlo Ancelloti saat melakoni derby London menghadapi West Ham. “Rekor kandang kami mungkin lebih baik dari yang lain beberapa tahun belakangan ini, tapi hasil buruk memang selalu terjadi suatu waktu. Tapi kami harus menerimnya secara positif. Dengan kejadian itu kami lebih siap dan berusaha untuk kembali lagi, terutama laga kandang,” jelas Frank Lampard.

Misi merangkai kemenangan rekor kandang lagi bukan hal yang mustahil bagi Chelsea. Pasalnya, West Ham kini tidak dalam performa terbaik. Terbukti “The Hammers” kini hanya berada dua tingkat dari zona degradasi.

Tak hanya itu, catatan 10 kali pertemuan sejak 2003, Chelsea selalu unggul. West Ham tak pernah sekalipun menang dari Chelsea. Bahkan, dari sepuluh pertemuan itu, Chelsea mendapatkannya di Bridge.

Kemenangan di laga ini tak hanya penting bagi Chelsea di Liga Inggris, tapi juga dapat menyuntikkan motivasi bagi “The Pensioners” untuk menghadapi laga krusial di Liga Champions saat menjamu Inter Milan, pertengahan pekan depan.

Meskipun di atas kertas Chelsea unggul segalanya, tetapi mereka patut waspada. Pasalnya, barisan belakang Chelsea masih keropos setelah ditinggal banyak pemainnya. Selain kiper Petr Cech yang masih absen, Jose Bosingwa, Ashley Cole, dan Ricardo Carvalho tidak dapat diturunkan karena cedera. Begitu juga Juliano Belletti yang tidak dapat tampil karena menjalani hukuman akibat kartu merah di laga terakhir.

Lini tengah Chelsea pun juga sama. Michael Ballack yang senasib dengan Belletti tak dapat memperkuat timnya. Tidak hadirnya kapten tim nasional Jerman ini juga menambah panjang daftar gelandang yang absen, termasuk Deco dan Michael Essien.

Namun krisis pemain juga dialami West Ham. Untuk laga ini, pelatih Gianfranco Zola tidak dapat menurunkan Herita Ilunga, Luís Boa Morte, Benni McCarthy, dan Calum Davenport.

Kendati demikian, West Ham tak akan menyerah. Gelandang Valon Behrami menegaskan timnya tidak gentar menghadapi Chelsea. Sebaliknya laga ini menjadi momen West Ham mengangkat mental tim. “Kami percaya dapat membuat hal spesial tapi kami harus tampil 100 persen. Semua pemain harus memberikan mental dan fisik sepenuhnya, ini tidak mudah,” ucap Behrami.

Butuh Fabregas

Hasil fantastis di Liga Champions saat mengalahkan FC Porto 5-0 membuat Arsenal percaya diri saat bertandang ke markas Hull City kendati masih belum diperkuat kapten Cesc Fabregas.

Pelatih Arsene Wenger berharap pemain andalannya itu cepat pulih sehingga dapat mengomandoi rekan-rekannya saat menghadapi Hull. “Jika tidak ada keajaiban dia tidak akan tampil. Keputusan saat ini, dia tidak tampil Sabtu,” jelas Wenger.

Sebenarnya, tanpa Fabregas pun Arsenal masih memiliki keunggulan sejarah bila bertemu dengan Hull. Dalam empat kali pertemuan di dua musim terakhir, Arsenal mengantongi tiga kemenangan, dua di Liga Inggris dan satu di Piala FA. Sedangkan satu laga lainnya, dimenangkan Hull yakni pada 2008 lalu.

Apalagi Hull kini dalam kondisi terpuruk karena masih berkutat di zona degradasi.Kondisi ini tentu dapat dimanfaatkan Arsenal yang berambisi merebut gelar Liga Inggris setelah terakhir kalinya merebut musim 2003-2004.“Setiap pertandingan selalu sulit. Kami harus fokus di setiap laga. Jika itu dilakukan, kita lihat hasilnya di akhir musim,” ucap bek Arsenal, Thomas Vermaelen. (tya/Rtr/AFP/S-1)


Posted by: Yosni Herin | March 13, 2010

Milan Fokuskan Scudetto

Milan Fokuskan Scudetto

MILAN—Setelah tersingkir secara memalukan dari pentas Liga Champions, AC Milan mulai fokus di Serie A. Harapan merebut Scudetto inilah yang memotivasi “Rossoneri” saat menjamu Chievo di San Siro, Sabtu (13/3).

Meskipun masih menanggung malu lantaran takluk dengan empat gol tanpa balas dari Manchester United hingga kalah agregat 2-7, Wakil Presiden Milan, Adriano Galliani, tetap berharap hal itu tak memengaruhi penampilan Ronaldinho dan kawan-kawan di Serie A.

Sebaliknya, Galliani berharap situasi itu dapat membawa Milan mengukir sejarah seperti pada 2004 silam. Ketika itu, Milan tersingkir dari kompetisi paling top di Eropa karena kalah dari Deportivo La Coruna, namun di musim itu, Milan sukses merengkuh Scudetto ke-17. Gelar yang terakhir kalinya didapatkan Milan di Serie A. “Sekarang kau dapat melihat, ini seperti yang terjadi setelah La Coruna, kami aka meraih Scudetto,” ucap Galliani.

Motivasi untuk dapat terus mendekatkan diri dengan Inter Milan yang kini memuncaki klasemen juga menjadi alasannya. Bila mampu memetik poin penuh kesempatan Milan merengkuh Scudetto di akhir musim masih besar. Apalagi jarak kedua tim hanya terpaut empat poin. Milan dengan 55 poin dari 27 pertandingan, sedangkan Inter 59 poin. Walaupun “La Beneamata” juga memungkinkan untuk dapat memperlebar jarak, karena hingga berita ini diturunkan Inter sedang menghadapi Catania.

Jika bersandar dari catatan sejarah, Milan seharusnya akan mudah menaklukkan Chievo. Pasalnya, San Siro kurang bersahabat bagi tim yang kini berada di posisi ke-10 klasemen tersebut. Bahkan, dari 15 kali pertemuan, sejak 2001, Milan mengantongi 10 kemenangan, tiga imbang dan dua kalah.

Meski demikian, Milan juga masih diterpa masalah cedera pemain. Beberapa pemain pilarnya terpaksa absen, seperti Alessandro Nesta, Luca Antonini, Daniele Bonera, serta Alexandre Pato. “Saya takut Nesta akan mengalami cedera sangat serius,” ungkap pelatih Milan Leonardo. (tya/AFP/Rtr/S-1)

Older Posts »

Categories