Posted by: Yosni Herin | March 18, 2010

Maju Bersama Rakyat Soga Naran Lewotana

Maju Bersama Rakyat Soga Naran Lewotana

* Yosni Herin-Valens Tukan

POS KUPANG/SARIFAH SIFAH

Pasangan Yoseph Lagadoni Herin- Valentinus Sama Tukan (Sonata) saat deklarasi di aula Paroki Santu Ignatius Waibalun, Larantuka, Senin (15/3/2010).

RABU, 17 MARET 2010 | 19:26 WITA

LARANTUKA, POS KUPANG. com — Pasangan Yoseph Lagadoni Herin,S.Sos (Yosni) dan Valentinus Sama Tukan, S. AP mengusung SONATA, yaitu Soga Naran Lewotana (Mengangkat Harkat dan Martabat Masyarakat Flores Timur).

Sonata menjadi tekad dan nafas dari seluruh cita-cita pasangan ini membangun Flores Timur lima tahun mendatang. Keduanya didukung partai yang tangguh dan kuat, antara lain PDIP, PAN, PPRN, PKPI, Barnas dan PKNU dengan akumulasi suara sebanyak 26.130.

“Hari ini adalah saatnya! Saatnya kita berlari menyongsong kata-kata yang dimuntahkan lambung langit yang terluka. Hari ini adalah saatnya kita menabuh genderang perang. Perang telah dimulai, dan kita pun sudah berada di tenggah gelanggang. Nuho tawa timu teti, tite todi timu teti tai. Bliwan gere warat lali, tite todi warat lali tai. Pehen peda sadik gala lali namang tukan. Ake so’ot, ake kedoko. Karena inilah saatnya bagi kita menjaga kehormatan dan kewibawaan Lewotanah, inilah saatnya tite SOGA NARAN LEWOTANAH,” kata Yosni lantang dalam orasi politiknya saat deklarasi Koalisi SONATA di aula Paroki Santu Ignatius, Waibalu, Larantuka, Senin (15/3/2010).

Yosni menyampaikan sejumlah gagasan baru untuk mewujudkan cita-cita dimaksud. “Lima tahun silam saya pulang ke Lewotanah Lamaholot dengan mengusung moto: LEWO SORON LODO TANA TAPIN BALIK. Lima tahun lalu saya pulang sebagai `anak hilang’ setelah hampir 18 tahun meninggalkan kampung halaman dan berkelana di tanah Timor mencari ilmu, lalu mencari nasi sepiring mulai dari Kupang, Sumba, Denpasar-Bali, sampai ke Jakarta. Lima tahun lalu saya pulang sebagai `orang asing’ di rumah sendiri. Saya tidak mengenal secara baik fisik rumah saya, Lewotanah Lamaholot ini. Saya juga hanya mengerti sangat sedikit tentang jiwa yang menghuni fisik rumah Lamaholot.

Tapi hai para orang tua dan saudara/i ku sekalian, saya pulang sebelum petang membayang dan malam belum mengubur cahaya. Karena saya tahu, tidak ada yang bisa diperbuat kalau matahari telah terbenam pada tubuh. Saya pulang dengan bara di mata dan api di kepala. Karena saya tahu, tanah pusaka tak ingin berhala dengan mata meredup abu atau kepala di dahan asap,” katanya.

“Saya pulang dengan lengan dan kaki masih kokoh. Karena saya juga tahu, bumi purba menanti belaian perjaka dan hentakan kaki para perkasa agar ia terbangun mengubah rupa. Dan, selama empat tahun terakhir ini saya telah belajar banyak mengenal rumah Lamaholot Flores Timur, juga mengenal lebih baik jiwa para penghuninya. Selama empat tahun terakhir ini saya telah tahu lebih banyak hal tentang Lewotanah ini, tentang pengelolaan pemerintahan, tentang pembangunan dan berbagai persoalannya, juga tentang berbagai hal menyangkut pelayanan kepada masyarakat,”kata Yosni dengan suara menggelegar diikuti riuh tepuk tangan pendukungnya.

Lebih lanjut, Yosni yang dalam deklarasi itu dihibur band anak muda Flores TImur itu menekankan, impiannya tentang masyarakat Lamaholot Flores Timur masa depan sebagai sebuah komunitas masyarakat yang sejahtera dan bermartabat. Masyarakat yang sejahtera dan bermartabat adalah yang bisa menikmati pelayanan pendidikan dan kesehatan yang semakin murah dan semakin mudah, yang mendapatkan pelayanan secara optimal, efektif dan efisien dari seluruh jajaran pemerintah, mulai dari tingkat kabupaten sampai ke desa-desa.

Masyarakat Lamaholot yang sejahtera dan bermartabat adalah masyarakat yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, memiliki kesadaran untuk mencintai dan melestarikan lingkungan hidupnya sendiri, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan budaya serta masyarakat yang semakin memiliki daya saing dalam berbagai bidang kehidupan dengan daerah-daerah lain, baik dalam lingkup pergaulan regional NTT maupun di tingkat nasional. Kami punya impian paling lama 5 tahun ke depan, Flores Timur menjadi kabupaten mandiri pangan melalui gerakan diversifikasi tanaman pangan. Perlu dilakukan pemetaan wilayah komoditas pertanian dan perkebunan. Setiap wilayah komoditas harus menjadi identitas wilayah tersebut. Misalnya wilayah pertanian Otan di Solor Barat, dengan identitas sebagai sentra penghasil jagung, wilayah Tanjungbunga dan Lewolema sebagai sentra penghasil mete, wilayah Ile Boleng sekitarnya sebagai sentra penghasil jagung, kacang tanah, atau singkong, sebagian besar wilayah Adonara menjadi sentra penghasil kopra dan kakao, dan lain-lain,”ungkapnya sembari mengatakan, gerakan optimalisasi pembangunan pertanian lahan basah dam redesain pembangunan sejumlah daerah irigasi agar Flores Timur bisa menjadi salah satu kabupaten sentra pengembangan jagung.

“Saya bertekad menjadikan `Flores Timur sebagai Kabupaten Jagung’. Karena itu pula, peran tenaga PPL pertanian dan organisasi-organisasi tani-nelayan harus dioptimalkan. Begitu juga dengan impian kami tentang nelayan Lamaholot yang semakin berdaya dan mandiri. Nelayan yang memiliki kelengkapan alat tangkap, nelayan yang bisa menjual hasil tangkapannya dengan harga yang tidak dipermainkan, serta nelayan yang juga memiliki akses yang lebih mudah dengan lembaga keuangan mikro sebagai sumber permodalan.

Pada kesempatan itu, Yosni menyampaikan, jika terpilih menjadi bupati dirinya hanya akan memimpin selama satu periode. “Sekali lagi, hanya satu priode! Tekad hanya memimpin satu periode saja, maka seluruh energi dan daya pikir saya akan benar-benar fokus demi membangun daerah, tanpa pamrih-pamrih politik untuk lima tahun kedua. Dengan tidak ada pamrih, politik untuk lima tahun kedua, maka saya pun siap untuk menjadi pemimpin yang tidak poluler,” katanya.

Ahli waris raja Larantuka, Don Martinus, DVG saat didaulat untuk memberikan peneguhan bagi pasangan calon bupati dan calon wakil bupati Paket SONATA saat diterima di rumah adat Suku Balun di Kelurahan Waibalun, mengingatkan seluruh masyarakat untuk sama-sama menjaga keutuhan hubungan antara para pemimpin, baik dengan sesama pemimpin maupun dengan warga masyarakat di daerah ini.

“Sejak lima tahun lalu, Yosni sudah saya angkat sebagai anak saya, sehingga ke mana pun dia pergi, saya selalu menjaganya. Kami wajib menjaganya supaya dia tidak omong sembarangan dan mencampuri urusan agama,” tandas Don Martinus.

Sebelumnya, Rofinus Nara Kean yang didaulat membawakan sambutannya mewakili tokoh masyarakat mengajak seluruh masyarakat untuk memaknai momen deklarasi paket dan Koalisi SONATA sebagai bagian dari seluruh proses pemurnian diri dari berbagai keragu-raguan, terutama keraguan dalam menjatuhkan pilihan pada hari pemberian suara tanggal 3 Juni 2010 mendatang.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kabupaten Flores Timur, Antonius Hubertus Gege Hadjon menilai, masyarakat yang rasional cenderung menjatuhkan pilihannya pada paket SONATA untuk memimpin Flores Timur 5 tahun ke depan. Pasalnya, pasangan Yosni – Valens adalah dua figur yang kesehariannya dikenal dan mengenal banyak orang. Mereka memiliki latar belakang keluarga, isteri dan anak yang dikenal masyarakat. Dan, paling utama adalah mereka memiliki iman yang jelas.

Pasangan ini sungguh menyadari siapa diri mereka dan tidak mengklaim diri sebagai manusia yang memiliki kelebihan apalagi menyamakan diri dengan Tuhan ataupun dewa melalui sejumlah pernyataan yang tidak masuk akal. Pernyataan yang membingungkan dan menyesatkan masyarakat. “Pasangan Yosni – Valens adalah orang-orang yang rasional dan tidak mengajarkan hal-hal yang irasional ,” tegas Anton. (iva)


Leave a comment

Categories